Memahami Perbedaan E-Commerce dan Marketplace: Strategi Memilih Platform yang Tepat untuk Bisnismu
bisnislabs.com - Dalam era digital yang serba cepat seperti sekarang, pemilik bisnis dihadapkan pada beragam pilihan platform untuk menjual produk secara online. Dua istilah yang sering muncul dan bahkan dianggap sama oleh sebagian orang adalah e-commerce dan marketplace. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang sangat penting untuk dipahami sebelum Anda menentukan strategi digital yang akan ditempuh.
Artikel ini disusun berdasarkan pengalaman praktis dalam mendampingi bisnis skala kecil hingga menengah dalam transformasi digital mereka. Selain itu, berbagai data dan referensi dari sumber terpercaya kami gunakan agar informasi yang Anda baca memiliki dasar yang kuat dan relevan. Yuk, kita bedah secara lebih dalam.
Apa Itu E-Commerce dan Marketplace?
Secara definisi, e-commerce (electronic commerce) merujuk pada transaksi jual beli produk atau jasa yang dilakukan melalui media elektronik, khususnya internet. Model ini biasanya dimiliki dan dikendalikan langsung oleh brand atau pemilik bisnis, baik melalui website sendiri maupun aplikasi yang dibangun secara khusus.
Sementara itu, marketplace adalah platform digital yang mempertemukan penjual dan pembeli. Dalam model ini, pemilik bisnis membuka toko di dalam ekosistem pihak ketiga seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan sebagainya. Marketplace bertindak sebagai fasilitator transaksi dan penyedia infrastruktur, sementara penjual hanya perlu fokus pada produk dan operasional.
👉 Baca juga referensi lengkap tentang e-commerce dan marketplace
Perbedaan Utama: Kontrol, Brand, dan Customer Experience
Salah satu perbedaan paling signifikan antara e-commerce dan marketplace adalah soal kontrol dan pengelolaan brand. Pada e-commerce, Anda punya kendali penuh atas tampilan toko, pengalaman pengguna, strategi promosi, dan bahkan data pelanggan. Di sinilah kekuatan brand bisa benar-benar ditonjolkan.
Sebaliknya, marketplace membatasi kontrol Anda terhadap branding. Semua toko di dalam marketplace harus mengikuti layout dan sistem yang sudah ditentukan platform. Walau demikian, keuntungan utamanya adalah potensi traffic besar karena platform tersebut sudah memiliki basis pengguna yang luas.
Dalam hal customer experience, e-commerce menawarkan fleksibilitas dan kebebasan berinovasi, seperti personalisasi, membership program, hingga loyalty point. Sementara di marketplace, fitur-fitur semacam itu dibatasi oleh sistem yang sudah tersedia.
Biaya dan Infrastruktur: Mana yang Lebih Ekonomis?
Biaya operasional juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih antara e-commerce dan marketplace. Membangun dan mengelola e-commerce sendiri membutuhkan investasi awal yang relatif lebih besar: mulai dari pengembangan website, sistem pembayaran, keamanan, hingga pemasaran.
Namun, biaya tersebut memberikan keuntungan jangka panjang, terutama dari segi margin keuntungan yang lebih besar dan kepemilikan data pelanggan. Marketplace, di sisi lain, lebih praktis karena tidak perlu investasi awal yang tinggi. Tapi, Anda perlu memperhitungkan biaya komisi penjualan, biaya iklan dalam platform, serta persaingan harga yang sangat ketat.
Strategi Digital: Kapan Harus Memilih E-Commerce atau Marketplace?
Pengalaman kami bersama berbagai pelaku UMKM menunjukkan bahwa tidak ada solusi tunggal untuk semua bisnis. Misalnya, untuk brand yang baru mulai dan ingin cepat menjangkau pasar, marketplace adalah titik awal yang baik. Anda bisa fokus membangun awareness sambil memahami karakter konsumen.
Namun, setelah brand mulai dikenal dan memiliki basis pelanggan sendiri, membangun e-commerce adalah langkah strategis untuk jangka panjang. Anda bisa mulai mengarahkan traffic dari media sosial ke website sendiri, sekaligus mengumpulkan data pelanggan untuk strategi remarketing.
Contoh kasus:
Seorang pemilik toko sepatu lokal memulai usahanya di marketplace selama dua tahun. Setelah memiliki pelanggan tetap dan memahami demografi pasar, ia membangun website e-commerce dan kini 60% dari penjualannya berasal dari channel milik sendiri. Margin keuntungan pun meningkat karena tidak perlu membayar komisi ke platform pihak ketiga.
Keamanan, Data, dan Kepemilikan Aset Digital
Dalam model e-commerce, Anda sebagai pemilik memiliki kontrol penuh atas data: mulai dari nama, email, nomor telepon, hingga perilaku konsumen di situs Anda. Data ini bisa digunakan untuk meningkatkan strategi pemasaran berbasis data, seperti email marketing, retargeting, atau segmentasi pelanggan.
Sebaliknya, marketplace tidak membagikan informasi pelanggan secara utuh ke penjual. Bahkan dalam banyak kasus, pembeli tidak tahu siapa pemilik toko yang sebenarnya. Artinya, meskipun Anda menjual banyak produk, aset digital berupa data pelanggan tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya.
Keamanan juga menjadi tanggung jawab Anda sendiri dalam e-commerce. Mulai dari enkripsi data transaksi hingga sistem anti-fraud. Di marketplace, keamanan lebih ditangani oleh pihak platform, tapi Anda juga tidak bisa memodifikasi atau menyesuaikan sistem keamanan sesuai kebutuhan bisnis Anda.
Kesan Profesionalisme dan Branding
Website e-commerce yang dirancang dengan baik bisa membangun kesan profesional, kredibel, dan memperkuat citra brand Anda. Dengan domain sendiri, desain visual yang konsisten, dan konten yang edukatif, Anda bisa menanamkan persepsi yang lebih kuat di benak konsumen.
Marketplace sulit untuk memberikan kesan seperti ini. Semua toko terlihat mirip karena berada dalam struktur yang sama. Kalaupun bisa dibedakan lewat logo dan deskripsi, dampaknya tidak sekuat kesan yang dibangun lewat e-commerce sendiri.
Integrasi Teknologi dan Otomatisasi Bisnis
E-commerce memberi kebebasan untuk mengintegrasikan berbagai tools seperti CRM, live chat AI, inventory management, bahkan sistem ERP jika bisnis Anda sudah cukup besar. Hal ini hampir tidak bisa dilakukan di marketplace karena platformnya bersifat tertutup.
Jika bisnis Anda ingin tumbuh lebih sistematis dan scalable, e-commerce menjadi pilihan yang tepat. Marketplace cocok untuk memulai dan mendongkrak penjualan, tapi dalam jangka panjang, memiliki sistem yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis akan jauh lebih menguntungkan.
Panduan Memulai: Gabungkan Keduanya Secara Strategis
Berdasarkan pengalaman kami mendampingi lebih dari 100 pelaku bisnis digital, strategi yang paling efektif bukan memilih satu dan meninggalkan yang lain, tetapi menggabungkan keduanya secara strategis. Gunakan marketplace sebagai saluran untuk menarik traffic dan penjualan cepat, sambil mengembangkan e-commerce sebagai aset digital jangka panjang.
Mulailah dari hal kecil, seperti membuat landing page atau toko online sederhana, lalu arahkan pelanggan marketplace untuk follow akun sosial media dan subscribe email. Setelah membangun relasi dan database, Anda bisa mengedukasi konsumen untuk bertransaksi langsung di e-commerce Anda.
👉 Untuk strategi dan penjelasan lebih lanjut seputar e-commerce dan marketplace, Anda bisa membaca panduan lengkap yang telah kami rangkum di BisnisLabs.